Tuesday, January 4, 2011

TANPA JUDUL

Tak ada yang istimewa. Hari ini dan esok, sama saja. Tak ada suara kicauan, apalagi sentuhan hangat mentari. Masih sama dengan hari kemarin. Hanya detak jarum jam dinding yang menggema, bersaing dengan degupan jantungku satu-satu. Sebungkus rokok menemaniku, dengan lagu melayu yang mengalun, menambah warna suasana pagi menjelang siang ini.

Lentik jari menari indah di atas keyboard, menuangkan lintasan pikiran yang sedang terpacu. Hari berlalu dengan meninggalkan segala kesan. Membekas dengan cerita bosan tak berujung. Seribu karakter dengan sejuta cerita mumpuni, ditampilkan dalam lakon tanpa arahan sutradara yang real. Bercengkerama untuk satu alasan, mengomentari karena merasa tahu, bertindak karena merasa benar.

Ada yang tak pernah digauli bahkan tergauli, dan ada yang tak pernah meminta ataupun diminta. Karakternya muncul tanpa arahan. Sebuah fatamorgana tandus yang tak bernyawa. Berfantasi untuk satu tujuan, KEPUASAN.

Aku terlahir dalam dekapan kesederhanaan. Hidup berkubang lumpur dan derita. Apakah aku salah jika kini aku minum seteguk madu? Demi membebaskan belenggu haus yang sering menggerogoti faring. “Daripada haus tercekik, lebih baik mengolesinya dengan seteguk madu”, pikirku. Tapi apalah daya, tegukanku seperti memakan “buah khuldi”. Aku diusir dari singgasana surga. Jatuh terjerembab di bumi yang terasing. Jauh dari kebahagiaan dan keramaian. Mempesona dari kulitnya, ternyata busuk pada isinya.
Terkungkung oleh kebesaran bumi dan terpasung oleh kesucian hati. Tak dapat kembali, hanya berpaling satu-satu. Kini masih saja sama dengan kemarin. Tergiur dengan sombongnya, tanpa pamrih membual untuk sebuah asa. Aku kena lagi. Terpapar oleh sesumbarnya mereka. Mereka yang selalu menang. Yang mau melakukan sesuatu karena imbalan. Yang suka menuding, tapi tak pernah mau dituding. Yang harus diikuti, tapi tak mau mengekori. Hebat, sungguh hebat lakon ini.

Oh tuhan, Engkaulah yang memberikan segalanya. Pasrahku untuk mendapatkan ridho-Mu. Tawakalku untuk memperoleh nikmat-Mu. Bersyukur untuk semuanya, dan terima kasih Tuhan atas segalanya. Segala puji bagi-Mu, Tuhan seru sekalian Alam.
Yogyakarta, Januari 2011