ANTARA ASA DAN RASA
Terdiam di pojok kamar, dalam kebisuan yang menghangat
Hanya rinai hujan membisik lembut dan menari di atas genteng
Khayalku menari-nari mencoba merangkai masa yang berlalu dan menghadang
Tanpa sadar, banyak lakon yang telah terjadi, menggurat di sulcus dan gyrus-ku
Menyingkap tabir kehidupan dalam diam tanpa jiwa
Semakin terdiam,, dan terdiam lagi....
Segala impian tersurut dan kembali ke bumi
Ketika wajah-wajah itu memenuhi sudut-sudut ruang pikirku
Keram seluruh tubuh ini, karam impianku, dan terbunuh jasad ini
Kalian yang memiliki segalanya, kalian-lah yang menentukan aku
Bukan DIA, bukan pula MEREKA, akupun tak tahu
Kalian dan aku sama saja, dari jiwa dan raga yang selalu hitam
Mengapa kalian begitu tinggi bag langit, sekeras bag tembok batu, dan selicin belut putih
Asa yang dulu ada, kini hilang berganti kesuraman
Jiwa yang dulunya besar, kini mengerdil dan kecil
Kalian terlalu besar untuk ku peluk, terlalu suci untuk kugamit, dan terlalu hebat untuk ku geluti
Masih adakah asa yang tersisa dan pulangkan rasa itu??
Ataukah ada insani tulus ‘kan datang dan menggamit tangan ini??
Biarlah waktu yang menjadi hakim
Keputusan-Mu adalah wahyu bagiku
Agar tak ada lagi kesendirian dengan mengutuk hari
Cuma Engkau yang selalu ada di dekat Nadiku
Yang selalu mengetuk dan mendobrak kelamnya hati
Semoga .....
Yogyakarta, Desember 2010
No comments:
Post a Comment